Sunday, December 30, 2012

Christmas Island (Mony): Surga atau Neraka?

Berkas:Flag of Christmas Island.svgMeskipun Christmas Island merupakan wilayah dari Australia Barat, namun letak geografisnya berada sangat dekat dengan pulau Jawa. Berada di samudra Hindia di sebelah barat daya Pulau Jawa dengan jarak sekitar 500 km dari kota Jakarta.


Mengapa dinamakan "Christmas Island"??

Menurut sejarah, pulau yang luasnya 135 km2 (kira-kira setengah dari luas Singapura) ini masuk dalam catatan tertulis sudah sejak tahun 1615. Beberapa tahun kemudian, Kapten William Mynors dari East India Ship Company vessel, Royal Mary ketika berlayar pada tanggal 25 Desember 1643 melewati pulau ini  dalam perjalanannya. Nama Christmas kemudian diberikan atas penemuannya itu, dan sekarang lebih familiar dengan sebutan Christmas Island.

Lalu apa hubungannya dengan "Mony"??

Kepulauan tersebut baru dicantumkan dalam peta dunia pada 1666 oleh ahli peta asal Belanda Pieter Goos dengan nama Mony yang artinya "belum jelas".

Christmas Island merupakan surga bagi para wisatawan termasuk bagi orang Indonesia, betulkah?

Ya, jumlah pengunjung resmi (wisatawan) Indonesia ke pulau ini setiap tahunnya mencapai 80%-90% dari total wisatawan yang berkunjung. Mereka pada umumnya menyukai suasana alam pantai yang eksotis. Hutan pedalamannya juga indah. Di sana banyak ditemukan kolam dan air terjun dan sabana yang terhampar menuju tepi pantai. Begitu juga flora dan faunanya yang begitu unik.



4.jpg
2.jpg
1.jpg


Lalu mengapa Christmas Island juga dikatakan neraka? Siapakah yang menganggap tempat tersebut sebagai neraka?

Pulau Christmas ini ternyata dipergunakan juga untuk menahan para imigran gelap yang mencoba memasuki Australia secara gelap. Jika imigran gelap berhasil melewati pulau karang dekat Perth, petugas akan melepaskan sesuatu benda (bukan granat) yang dapat menghancurkan perahu manusia yang mencoba merapat ke daratan. Kemudian manusia perahu itu dipungut satu persatu, di bawa ke daratan, lalu diinterogasi. Setelah melalui proses pencatatan, mereka dikirim ke pulau ini untuk menjalani hari demi hari dalam tahanan yang panas dan gersang. Sebelum mengalami shock yang mendalam, barulah mereka di deportasi ke negara masing-masing. Pulau ini memang benar-benar menjadi neraka bagi imigran gelap. Banyak kisah-kisah pilu dari mantan imigran gelap kita yang dibebaskan setiba mereka di Indonesia. Diantara mereka merasa “kapok” berurusan dengan pihak imigrasi Australia.
Itulah sekilas mengenai Christmas Island. Anda bisa berkunjung kesana untuk menikmati keindahan alam disana tapi jangan bertindak sebagai imigran gelap :D. Ya, mungkin kepemilikan Christmas Island masih diperdebatkan sampai sekarang apakah milik Indonesia atau Australia, namun hal itu bukanlah yang paling utama. Yang jelas kita harus tetap melestarikan kekayaan alam di sana.





No comments:

Post a Comment