Friday, December 28, 2012

Mengenal "Brave Heart" Korban Pemerkosaan India Lebih Jauh


Kini ia dijuluki "Brave Heart" oleh beberapa media India. Kondisnya menyentuh jutaan orang di India dan luar negeri yang membanjiri situs-situs jejaring sosial.

Mereka memberikan ucapan dan harapan agar kondisinya membaik sekaligus mengecam penyerang dn pemerkosanya.



Bagi keluarganya, Ia adalah harapan bagi masa depan lebih baik.

Menurut laporan Straits Times, Sabtu (29/12), wanita muda malang berusia 23 tahun korban pemerkosaan dari New Delhi itu berasal dari satu keluarga miskin. Ayahnya bekerja sebagai tenaga pengangkut barang di Bandara Delhi.



Penghasilan orang tuanya hanyalah 5 ribu rupee per bulan, setara Rp875 ribuan. Demi membuat putrinya memiliki pendidikan tinggi, ia menjual sebagian petak tanahnya. Putrinya tercatat sebagai mahasiswa fisioterapi di salah satu universitas di New Delhi.


Salah satu dari dua adik lelakinya baru saja lulus dari sekolah menengah. Sementara satu lagi masih berstatus pelajar. 


Kini harapan mereka terenggut setelah putri mereka menjadi korban pemerkosaan brutal yang dilakukan oleh enam orang sekaligus.  Ia dipukuli, diperkosa dan dilempar dari atas bus.

Insiden itu memicu kemarahan di India. Muncul protes antipemerkosaan yang meluas dan menuntut agar pelaku dihukum berat

Tidak ada laporan detail apa saja yang telah dilakukan oleh enam penyerangnya terhadap tubuh wanita itu. Tapi sejak insiden itu ia dilaporkan dalam kondisi sangat kritis.

Ia sempat menjalani dua kali operasi, bagian perut dan kandung kemih, di New Delhi sebelum pemerintah India menerbangkannya ke RS Mount Elizabeth---masih dalam kondisi kritis tak stabil---pada Kamis, 27 Desember 2012 lalu. Tim terdiri dari delapan spesialis rumah sakit Singapura itu terus berupaya memulihkan kondisinya untuk kembali stabil.

Dua hari berada di RS Mount Elizabeth, kondisinya terus memburuk. Tubuh wanita tersebut tak mampu lagi mengatasi seluruh cedera dan trauma yang dialaminya. Pada 29 Desember pukul 4.45 waktu setempat, ia menghembuskan nafas terakhir.

No comments:

Post a Comment